TRANSTIPO.com, Mamasa – Pemilu 14 Februari 2024 yang lalu masih menyisakan sepotong cerita di Desa Botteng.
Cerita itu berdasar sebuah video pendek berdurasi 27 detik. Kejadian di video itu berada di Dusun Kata-kata, Desa Botteng, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa.
Konten video itu masih terkait hasi pemilu atau melibatkan salah seorang calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Mamasa.
Para pihak yang ada di video dan tersebutkan namanya, yakni NL, seorang perempuan yang sehari-harinya adalah ASN, mantan Kepala SDN 007 Botteng.
NL mendatangi rumah seorang warga, inisial N. Maksud NL hendak menagih uang serangan fajar sebesar Rp600.000 yang telah diberikan kepada keluarga N dengan maksud untuk mendukung calon yang didukumg oleh NL.
Uang sebesar itu diharapkan N dan suaminya memberi suara kepada caleg A dari PAN tersebut.
Apa lacur, setelah pencoblosan, pihak NL curiga suara caleg yang didukung tak sesuai fakta peredaran uang yang ia urus. Maka pihak NL pun menagih uang serangan fajar dari caleg PAN kepada keluarga N.
Keributan pun terjadi, seperti dalam video yang telah beredar terbatas di sejumlah kanal media sosial.
Oknum NL yang seorang ASN, sebelumnya adalah Kepala SDN 007 Botteng. Ia digantikan oleh GS, juga seorang perempuan.
Maksud NL jadi tim sukses caleg DPRD Kabupaten Mamasa dari parpol PAN pada nomor urut tertentu, agar setelahnya bisa dikembalikan posisinya selaku kepala sekolah, menggantikan GS.
Hasil pemilu sesuai perhitungan suara berjenjang di Kabupaten Mamasa, pihak KPU Mamasa tetap menetapkan caleg yang memenangi pemilu. Calon yang didukung NL merengkuh satu kursi dari daerah pemilihan (dapil) III.
Dalam video tersebut, oknum ASN inisial NL sedang berada di rumah seorang warga Botteng dan terjadi adu mulut.
Perempuan NL memakai jilbab warna pink memberondong cacian kepada warga N dengan maksud menagih uang serangan fajar Rp600 ribu tersbut lantatan pihaknya menganggap tak memilih caleg yang sebelumnya telah diberikan kartu nama caleg beserta uangnya.
Yang bersangkutan membenarkan video dengan gambar dirinya sedang ditagih tim sukses caleg.
“Iya benar, mantan kepsek di Botteng ke rumah minta uang serangan fajar, nakira tidak dipilih calonnya,” ujar pemilik video itu yang tak bersedia disebut namanya.
Ia bilang, pada hari sebelum pencoblosan 14 Februari, ibu mantqn kepsek itu datang ke rumah bawa uang Rp600 ribu disertai kartu nama caleg yang harus dicoblos.
“Sule todak inde banua umbawai doik anna kartu caleg dio PAN,” ujar seorang warga dalam bahasa daerah Botteng.
Belum ada konfirmasi kepada para pihak yang berkompeten terkait pelanggaran netralitas seorang ASN menjadi tim sukses caleg sekaligus melakukan politik uang di Pemilu 2024 lalu.
SARMAN SAHUDING