
“TMMD Wujud Sinergi Membangun Negeri”
TRANSTIPO.com, Mamasa – Dekker — jembatan kecil di jalan sepetak — memiliki peran besar dalam mobilitas penduduk di kampung-kampung dan di desa-desa. Warga Desa Banea dan Batang Uru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, sambut gegap gempita Program TMMD ke-112 Kodim 1428/Mamasa.
Program itu yang salah satunya adalah pembuatan Dekker, jembatan kecil penghubung, di Banea dan Batang Uru. Terpantau pada Rabu, 22 September 2021, Dekker tersebut telah mulai dibangun.
Di dua desa dimaksud segera dibangun tiga buah Dekker, di antaranya itu dibangun pada jakan yang menghubungkan Desa Banea dan Desa Batang Uru, Kecamatan Sumarorong.
Pembangunan Dekker tersebut telah dimulai pada hari ketujuh pelaksanaan TMMD ke-112, yakni pada Selasa, 7 September 2021.
Tiga Dekker itu dibangun persis tiga titik yang berbeda pada ruas jalan yang diperlebar oleh Satgas TMMD sejauh 4 km, dengan rincian penjelasan: Dekker pertama dibangun pada 900 meter dari titik nol awal jalan; sedangkan Dekker kedua dan ketiga dibangun pada masing-masing berjarak 500 jika ditarik batas dari titik awal pelebaran jalan itu.

Kualitas pembangunannya terinci: Lebar Duiker 5 meter (sama lebar dengan jalan), Panjang 1,4 meter, Ketebalan coran 20 cm, Lebar kaki tiang penopang 70 cm, Tinggi tiang penyangga 1 meter. Klop.
Dandim 1428/Mamasa Letkol Inf Stevi Palapa selaku Dansatgas TMMD ke-112 Kabupaten Mamasa mengatakan, hari ini (Selasa, pen) merupakan awal pembuatan Dekker.
“Saya berharap dan proses pembuatan tiga Dekker ini dapat segera diselesaikan agar secepatnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Banea dan masyarakat Desa Batang Uru,” ujar Letkol Inf Stevi Palapa kepada sejumlah media.
Stevi Palapa menambahkan, kita semua tentunya berharap pembangunan infrastruktur di dua desa ini secepatnya dapat diselesaikan agar roda perekonomian dapat berjalan dengan baik.
“Semoga pembangunan ini berjalan lancar tanpa adanya kendala yang berarti,” harap Dansatgas TMMD ke-112 Kabupaten Mamasa itu.
Harapan Stevi Palapa persis seirama dengan dambaan membathin oleh Pupung, salah seorang warga Desa Banea.
SARMAN SAHUDING