Belum terkonfirmasi ke pihak Kepolisian di Mamuju, tentang ketatnya penjagaan pintu masuk panggung utama. Tapi, nalar siapa pun pembenar, massa belasan atau puluhan ribu berkumpul di area terbuka, protap pengamanan memang tak mesti pakai logika.
TRANSTIPO.com, Mamuju – Wartawan yang hendak masuk wilayah ‘steril’ di sekitar panggung utama pada kisaran pukul 14.00 wita, masih bisa mempertahankan kuasa ‘negosiasi’ berbekal Kartu Pers, kamera, rompi berlogo pena, dan topi bersimbol Pewarta kepada petugas pengamanan yang berjaga di pintu masuk yang telah disekat besi.
Tapi, menjelang pukul 14.30 wita, hanya petunjuk ID Card resmi yang boleh menerabas hingga lolos masuk ke jalan yang telah ‘dibingkai’ lima depa saja itu.
Banyak wartawan—yang datang setelah pukul 14.30 wita—sudah tak bisa masuk lantaran tak punya ID Card. Sejumlah pimpinan partai provinsi dan legislator kabupaten dan Sulbar pun hanya bisa melongo di depan petugas pengamanan. Tak bisa masuk.
Sekretaris Partai NasDem Sulbar Abdul Rahim misalnya, ia bersama rombongannya tak bisa lolos tanpa menunjukkan tanda pengenal resmi itu. Beruntung, setelah beberapa saat lamanya kemudian, ia bisa lolos masuk dan naik ke panggung utama kampanye akbar pada Minggu sore, 8 Januari itu.
Tapi Ketua Partai PKPI Sulbar Elisabet Matakko, ia hanya bisa berdiri tak punya kuasa. Ia tertahan hingga kampanye bubaran.
Bahkan ketika Elisabet diundang oleh MC—Helmi Yahya—untuk beri pidato singkat di depan ribuan massa, sudah barang tentu ia tak bisa berbuat apa-apa.
“Ini sudah bagian dari manajemen acara kampanye akbar. Kita sudah perkirakan bahwa akan hadir puluhan ribu massa pendukung, sehingga ya, konsekuensinya pengamanan pun perlu diperketat. Ini tentu untuk tertibnya jalannya acara kampanye akbar,” begitu penjelasan salah seorang tim pemenangan Paslon ABM-Enny.
Beruntung laman ini turun liputan dengan beberapa kru. Kameramen Zulkifli misalnya, ia sudah lebih dulu ‘menerabas’ persis sebelum pukul 14.00 wita. Berbekal identitas liputan yang lengkap—meski tak disertakan ID Card dari panitia—ia bersama selusin lebih wartawan lainnya, ia dan kawan-kawannya lolos masuk ke arena panggung utama.
Memang, setiap kali kegiatan besar selalu saja menyisakan ‘cerita kecil’ di belakangnya. Di Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju, Sulbar, pada Minggu sore, 8 Januari 2017, dengan 25 ribu massa yang berkumpul, bukanlah perkara gampang untuk dipandang remeh dalam hal keamanannya acara.
Ketat dan tegas, sudah pasti itu wajar. Kampanye akbar ini adalah bagian tak terpisahkan dari agenda resmi pemerintah dan pelaksanan resmi Pilkada di Indonesia, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tertib dalam sistem yang sudah disepakati bersama secara tertulis, pula adalah bagian terpenting dalam menyukseskan Pilkada nasional serentak tahap kedua, atau Pilgub Sulbar 2017 untuk kita di Mandar besar ini.
SARMAN SHD