TRANSTIPO.com, Mamasa – Mamasa berduka. Kabar kematian lelaki Nataniel atau biasa disapa Niel pada Rabu, 15 September 2021, sekitar pukul 15.15 WITA, membuat geger warga Mamasa.
Pemuda Niel ditemukan gantung diri di sebuah gardu di kompleks Pasar Barra-barra, Desa Rante Tanga, Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Korban Niel mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Belum terendus penyebab kematian lelaki yang dua bulan lalu menikah dengan Maria (18).
Sejumlah sumber di lokasi kejadian menyebutkan, tak ada tanda-tanda kekerasan pada diri Niel.
Informasi terbatas diperoleh dari Kristin Marniwati (22), seorang remaja puteri yang tinggal di Pasar Barra-Barra, Mamasa. Dengan suara terbata-bata, remaja Kristin menjawab pertanyaan transtipo.
Kristin mengaku mendengar suara bunyi kayak bergetar atap seng dan dinding papan.
Gardu atau kios yang ditempati pemuda Niel gantung diri itu berdinding papan, beratap seng, dan lantai hanya dilapisi semen. Ukuran gardu itu tak lebih 3 × 4 meter.
Kios yang ditempati menjual Kristin persis bersebelahan dengan kios yang ditempati korban (Nataniel).
“Pas saya keluar mau beli bakso, saya menoleh masuk gardu, saya lihat Niel dalam keadaan tergantung. Ada seutas tali di leher, dan ia kayak jongkok, lutut hampir rapat ke lantai gardu,” jelas Kristin di lokasi Pasar Barra-barra, Rabu, 15 September, sekitar pukul 16.20 WITA.
Kristin juga sebutkan, istri korban (Maria) sudah ke rumah sakit.
“Polisi bawa korban ke rumah sakit. Istrinya ikut antar ke sana,” ujar Kristin.
Saat korban dibawa ke rumah sakit (RS) Banua Mamase, Mamasa, untuk keperluan pemeriksaan awal, korban sudah tak bernyawa.
Pada saat tulisan ini dibuat, otoritas di Polres Mamasa belum dimintai konfirmasi terkait korban gantung diri tersebut.
Penelusuran di tempat kejadian perkara (TKP), sejumlah warga yang juga tetangga korban (Niel) menyebutkan, baru beberapa hari lalu korban datang dari Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Belum ada yang mengetahui kapan Niel berangkat ke Pinrang. “Saya hanya tau dia baru pulang dari Pinrang,” ujar Kristin lagi.
Di dalam gardu tempat korban terdapat sebuah gunting di lantai, dan tetesan darah yang belum kering benar.
Tepat pukul 16.45 WITA, sebuah mobil ambulance mengantar mayat korban ke rumah pihak keluarga korban, tak jauh dari pasar Barra-barra.
Menurut keterangan dari pihak aparat (kepolisian) yang ikut di mobil ambulance tersebut, beberapa saat lalu korban telah divisum di RS Banua Mamase, Kabupaten Mamasa.
Saat turun dari mobil ambulance, istri korban (Maria) dipapah oleh keluarga korban.
Maria berteriak sambil menangis histeris sebelum masuk rumah keluarganya di Barra-barra, Desa Tante Tanga, Kecamatan Tawalian, Mamasa.
Saat ini — pukul 16.50 WITA — korban sedang disemayamkan di salah sebuah rumah keluarga korban. Suara tangis tak berhenti dari dalam rumah.
SARMAN SAHUDING