LMND Kota Mamasa saat turun ke jalan di Mamasa, beberapa waktu lalu. (Foto: Frendy)
LMND Kota Mamasa saat turun ke jalan di Mamasa, beberapa waktu lalu.(Foto: Frendy)

TRANSTIPO.com, Mamasa – Menanggapi keluhan sejumlah masyarakat terkait pelayanan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) di Mamasa, Kabupaten Mamasa, membuat Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Mamasa meminta kepada pemerintah daerah agar bertanggung jawab.

Menurut Ketua LMND Mamasa Arnol Buntulangi, Pelayanan PDAM yang selalu dikeluhkan masyarakat seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah daerah, karena makan dan minumnya masyarakat bergantung pada air bersih PDAM.

“PDAM adalah unit usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. Jika pihak PDAM tidak bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sama halnya pemerintah daerah yang tidak bisa memikirkan kepentingan rakyatnya,” ungkapnya.

Lanjut ia mengatakan, Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 33 ayat 3: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar demi kemakmuran rakyat.”

Ia juga menyebutkan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sehingga, menurutnya, hal itu menjadi dasar pemerintah untuk menjalankan pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan air bersih.

“Belum lagi dalam pengelolan air bersih di Mamasa tidak mempertimbagkan kualitas air yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Sering air PDAM yang mengalir ke rumah-rumah warga keruh dan berpasir jika musim hujan,” kata Arnol pada Selasa, 26 Maret 2019.

Lebih jauh ia mengatakan, jika dalam waktu dekat ini pihak pemerintah  daerah mengabaikan keluhan masyarakat, maka pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa.

“Kasus ini akan segara kami laporkan ke pihak terkait, termasuk ke pihak Ombudsman RI, dan jika dalam waktu dekat tidak ditindak lanjuti maka kami akan melakukan unjuk rasa,” tuturnya.

Sebelumnya sejumlah warga di Dusun Ponding, Desa Buntubuda mengeluh kesulitan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air PDAM sudah berminggu-minggu tidak mengalir di sejumlah rumah penduduk, hingga sebagian warga terpaksa mengangkut air dari muara sejauh 300 meter untuk keperluan mereka.

“Meteran air sudah lama dipasang pihak PDAM di rumah saya, sudah hampir satu tahun. Namun airnya tidak pernah mengalir. Jadi kami hanya mengandalkan sumur yang berada di dekat sawah yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumah sebagai alternatif menimba air demi keperluan sehari–hari. Jadi bagaimana kami mau jika airnya tidak pernah mengalir,” tutur Ramba, salah seorang warga Desa Buntubuda.

Sementara Direktur PDAM Mamasa Awaluddin yang dikonfirmasi mengatakan, stok air terbatas sehingga ada kebijakan yang dikeluarkan. Katanya, kapasitas air yang diproduksi PDAM Mamasa hanya 40 liter perdetik, sementara warga yang menggunakan meteran air bersih sebanyak 4.000 rumah tangga. Pihaknya berharap ada kerja sama dari masyarakat untuk menggunakan air seperlunya.

Selain itu juga ia meyebut ada sejumlah masyarakat yang tagihan airnya menunggak atau tidak membayar-bayar air.

Khusus persoalan air di Desa Buntubuda, pihaknya mengaku akan segera meninjau  penyebab air tidak dapat mengalir ke rumah–rumah penduduk dalam waktu dekat ini khusunya di Dusun Ponding.

FRENDY CHRISTIAN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini