TRANSTIPO.com, Polman – Kopi Mamasa di pegunungan memiliki ciri khas dan cita rasa tersendiri tinimbang kopi lainnya di Indonesia. Kopi Mamasa berjenis kopi Arabika.
Kopi Mamasa ditanam dan dikembangkan oleh pekebun di sekitar gunung Gandang Dewata, seperti Nosu, Suppirang, Meallo, Parinding, Batang Uru, Bulu Sareong, MessawA, dan Messawa.
Pemilik Zone Coffee Sulawesi yang kini berada di Polewali Mandar mengenalkan kopi Mamasa yang beraroma dan bercita rasa tingginya ini. Biji kopi milik rakyat ini dipermentasi dan disortir dengan teliti. Dari biji yang berkarakter dan utuh lalu diproses menjadi produk kopi spesialty.
Dengan proses begitu, diharapkan menjadi brand dengan kualitas dan aroma khusus seperti honey proses, natural proses, semi wash, full wash, dan black wine kemudian dikemas dengan kuantiti yang bervariasi mulai dari 250 gram sampai 1 kilogram. Harganya bervariasi, tergantung proses yang diinginkan.
Pemilik Trade Mark Zone Coffee Tasmi Riandana, biasa dipanggil Rian, menjalin kemitraan dengan Abba, pemilik Kedai Kopi 89 Polewali.
“Kopi asal Mamasa kita suguhkan pengunjung kedai Kopi 89. Pelanggan sangat menyukainya. Makanya kami yakin dan optimis, kopi asal Kondosapata ini akan memiliki tempat tersendiri di kalangan penikmat kopi di Indonesia, bahkan di dunia. Kami yakin itu,” kata Rian di Polewali, Rabu, 24 Agustus 2016.
Bagi Zone Coffee, tambah Rian, bukan hanya sekadar memasarkan dan mengolah kopi Mamasa. Namun bagaimana membudayakan minum kopi sembari mengedukasi penikmatnya. Sekadar pengetahuan, kopi dikenal sejak 200 tahun silam di daratan Tiongkok, Eropa, benua hitam Afrika, dan Arab.
“Kopi, dan kopi Mamasa tentunya, memiliki khasiat, keistimewaan, dan energi yang bisa menangkal radikal bebas dan sebagainya. Untuk itulah Zone Coffee sebagai brand pelopor kopi Mamasa akan terus konsisten mempertahankan keaslian rasa dan ciri khas kopi Mamasa,” kunci Rian.
BURHANUDDIN HR