TRANSTIPO.com, Mamuju – Meski telah berkali-kali dihubungi melalui sambungan telepon tanpa kabel miliknya, namun Yahuda Salempa, Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Barat tak mengapresiasinya di ujung telepon. Short messange service (SMS) pun dilayangkan pada nomor pribadinya itu, juga tak beroleh sahutan.
Kepada Abdul Rahim, anggota Komisi I DPRD Sulawesi Barat hanya bilang melalui layanan WhatsApp, “Saya tanyakan dulu datanya ke staf saudara ya.”
Memang, beberapa waktu lalu Abdul Rahim dikonfirmasi kru laman ini perihal kebenaran serapan anggaran Pemeritah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat tahun 2018 yang masih terbilang rendah per Agustus 2018 ini, dan perihal sejumlah kendaraan dinas (Randis) milik Pemprov Sulawesi Barat yang diduga masih dipegang oleh sejumlah oknum mantan pejabat Pemprov Sulawesi Barat dan oknum legislator dan mantan legislator Sulawesi Barat.
Hingga tulisan ini dibuat, Abdul Rahim belum beri pejelasan detail perihal yang ditanyakan itu.
Ini pula yang hendak dikonfirmasi kepada Yahuda, ketua komisi I dewan itu. Pula, hingga tulisan ini dibuat masih tak tersambut.
Ketika dikonfirmasi hal serupa melalui layanan WhatsApp, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Barat Ismail Zainuddin menjawab pertanyaan laman ini.
“Saya belum tahu ini. Belum ada laporan staf ke saya,” sebutnya beberapa waktu lalu.
Perihal Randis milik Pemprov Sulawesi Barat itu, dua jalur konfirmasi membuahkan hasil. Iwan Nugraha, Kepala Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemprov Sulawesi Barat dan Muhammad Saleh Rachim, Kepala Bidang Perlegkapan Biro Umum Pemprov Sulawesi Barat.
Ketika dikonfirmasi beberapa waktu lalu, Iwan belum menjawab. Baru beberapa menit yang lalu, di ujung telepon seluler Iwan Nugraha berbicara akrab kepada kru laman ini.
Memang, sebut Iwan, sementara kita tertibkan itu, “Perlahan-lahan kita minta satu-persatu mobil itu.”
Sejak beberapa bulan lalu, tambah Iwan, sudah ada beberapa mobil dinas itu yang diserahkan. Sekitar bulan April dan Mei lalu ada yang serahkan.
“Kalau tidak salah sudah sekitar 17 unit mobil. Itu diserahkan secara fisik lengkap dengan kuncinya,” ujar Iwan.
Mengenai Randis ini, Iwan tak mau gegabah alias buru-buru. Soalnya, katanya, pada saat penyerahan mobil dinas itu, bukan dari biro tempat tugasnya yang menyerahkan. “Ada yang diserahkan oleh biro umum ada juga yang memang dianggarkan oleh pihak sekretariat dewan sendiri.”
Jadi, kata Iwan, ini perlu koordinasi dulu dengan pihak biro umum dan sekretariat dewan.
Khusus Randis yang di DPRD Sulawesi Barat, Iwan bilang, “Dulu, memang masing-masing anggota dewan punya mobil dinas. Sekarang sudah ada 17 mobil yang diserahkan. Kalau tidak salah masih ada 12 mobil dinas yang masih ada di luar. Beberapa waktu lalu ada yang beri kabar 2 mobil mau diserahkan. Jadi sisa 10 buah mobil ini yang akan kita tertibkan.”
Tapi, sebut Iwan, dari penjelasan yang kita dapat, ada yang beralasan masih pinjam sementara. “Jadi pelan-pelan kami akan upayakan,” sebutnya, sembari tertawa kecil.
Ketika ditanyakan apa langkah yang dilakukan oleh pihak Bagian Aset atau Pemprov Sulawesi Barat perihal Randis yang masih ada di luar?
Iwan mengatakan, sebenarnya belum ada penarikan mobil tapi memang kami sudah surati pihak Sekwan. “Dan memang, ya, seharusnya pihak Sekwan yang tuntaskan.”
Sebelum wawancara singkat ini disudahi, ia mengaku jika dalam waktu dekat perihal Randis itu akan tuntas. “Insya Allah pekan ini atau paling lambat bulan depan semua sudah tuntas atau mobil dinas diserahkan semua,” sebut Iwan.
Dan, katanya, minggu ini akan kembali koordinasi dengan pihak biro umum. “Minggu ini saya akan sampaikan datanya ke pihak dewan dalam hal ini Sekwan.”
Beberapa waktu lalu, Kepala Bidang Perlengkapan Biro Umum Muh. Saleh Rachim juga beri penjelasan.
Sebelum bicara perihal Randis, Saleh Rachim cerita dulu tentang substansi tempat kerjanya itu.
Beberapa waktu lalu, sebut Saleh, saya berbicara dengan Komisi I DPRD Sulawesi Barat. “Kalau bisa bidang aset dan bidang perlengkapan disatukan.”
Kenyataannya memang, bidang perlengkapan melekat di biro umum sementara bidang aset menjadi salah satu bagian di biro keuangan—sebutan dulu.
Pada bidang perlengkapan, kata Saleh Rachim, punya yang namaya sub-bidang distribusi dan penyimpanan. “Dan, kami punya gudang penyimpanan aset. Sementara bidang aset itu tak punya gudang.”
Lelaki 46 tahun ini memang baru beberapa bulan menempati posisi barunya sebagai Kepala Bidang Perlengkapan Biro Umum. Ia juga sedikit tahu perihal Randis itu.
Sebuah Randis bisa dilelang ketika sudah memenuhi syarat. “Syarat lelang sebuah mobil dinas nanti di atas 7 tahun baru bisa dilelang.”
Soal Randis yang ada di luar, ia juga bilang, “Seharusnya memang, ya, ditarik semua, kalau kita mau aman.”
Perihal randis dan serapan anggaran rendah adalah dua hal pekerjaan serius pemerintahan Ali Baal Masdar dan Enny Anggraeni Anwar (ABM-Enny), selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawsi Barat.
Sumber laman ini menyebutkan, per Agustus 2018 ini baru sekitar 29 persen serapan APBD 2018.
SARMAN SHD