TRANSTIPO.com, Makassar – Masa lajang Ruxon berakhir di malam itu: Sabtu malam, 17 Desember 2016 di Phinisi Ballroom Lt. 2 Grand Clarion Hotel & Convention Makassar, Sulsel.
Sejak pukul 19.00 WITA, di ruang utama hotel bintang lima itu, Ruxon dan Rolin—yang telah resmi menjadi sepasang suami istri—tampil bak raja dan ratu.
Malam pengantin Ruxon dan Rolin dihadiri sekitar dua ribu keluarga dan undangan. Ruxon terlahir di Mambi, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan istrinya, Rolin, berasal dari Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pesta pernikahan anak lelaki berdarah Hadat Tabulahan Pitu Ulunna Salu (PUS) ini sengaja didesain dalam corak budaya Tana Toraja. Indah sekali.
Dalam pesta di malam itu, acara hiburan dengan lantunan lagu-lagu yang dibawakan oleh beberapa artis dari Jakarta, sempat diselingi prosesi Adat Leluhur Tana Toraja. Prosesi itu, adalah intisati dari makna membangun sebuah keluarga yang bahagia.
Kehadiran sekitar dua ratus orang keluarga PUS — dari Tabulahan, Mamasa, Mambi, Mamuju, Polewali, bahkan ada yang datang dari Mamuju Tengah dan Mamuju Utara — membuat Ibu Maria Dorce Nongkang—Ibunda Ruxon—kerap terlihat sumringah.
Ibu Maria Dorce adalah pensiunan PNS, yang selama karirnya mengabdi sebagai guru yang terlama berada di SMP Negeri 1 Mambi.
Rudi Alfonso bersama keluarga datang dari Jakarta untuk menghadiri acara pernikahan adik kandungnya itu.
Seluruh keluarga PUS yang hadir dalam pesta pernikahan Ruxon dan Rolin ini, khususnya yang datang dari Mambi, Mamasa, Tabulahan, dan Mamuju diinapkan di Hotel Clarion.
“Saya tiba di Makassar Sabtu pagi, 17 Desember. Saya langsung menuju ke Hotel Clarion. Saya bertemu Robinson—kakak Ruxon—dan saya diberi kunci kamar hotel. Baru kali ini saya menginap di hotel megah dan mewah ini,” kata Rusman, pemuda asal Mambi yang sudah 8 tahun menetap di Mamuju, Sulbar.
Selamat berbahagia Brigpol Ruxon, SH dan Sertu Rolin Sumule. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati perjalanan keluarga yang telah mulai dibangunnya ini.
Menutup sajian singkat ini, sebuah petuah bijak Ishak Ngeljaratan: “Jangan pernah lupa esensi Home dan House.”
SARMAN SAHUDING