Sejumlah piala yang pernah diraih oleh SMK Keperawatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. (Foto: Ruli)

TRANSTIPO.com, Topoyo – Kepala SMK Keperawatan Topoyo Aslan apresiasi langkah yang dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Sosial Mateng, Polsek Topoyo, dan Satpol PP terkait Operasi Pekat beberapa hari yang lalu.

Tapi yang Aslan sayangkan karena SMK Keperawatan Topoyo jadi ikut terbawa-bawa. Hal itu disampaikan Aslan kepada laman ini di ruang kerjanya pada Rabu, 24 Juli 2019.

Seperti yang diketahui, Operasi Pekat dilakukan pada Sabtu malam, 20 Juli lalu. Menjelang tengah malam kala itu, tim gabungan berhasil menangkap dua pasangan muda-mudi masing-masing berduaan dalam kamar pada sebuah rumah kos. Dari dua pasangan itu, diketahui terdapat sepasang kekasih yang masih berstatus pelajar.

“Seharusnya kejadian itu tidak perlu kita cantumkan nama sekolahnya, cukup orangnya saja yang dicantumkan dalam berita itu. Itu pun juga cukup inisialnya saja karena untuk menjaga nama baik anak didik, sekolah serta menjaga persepsi negatif dari masyarakat terhadap nama sekolah ini,” ungkap Aslan, Kepala Sekolah SMK di Topoyo.

Ia menambahkan, terkait hal itu seharusnya sekolah tidak harus serta-merta sepenuhnya dibebankan jiga ada sesuatu lain hal yang tidak diinginkan, sebab waktu yang paling banyak dihabiskan anak-anak sekolah, ya, di rumahnya.

Masih Aslan, dalam sistem pendidikan itu ada 3 komponen yang harus mengawal pendidikan para siswa-siswi, yakni sekolahnya, lingkungannya {masyarakat), dan keluarga orangtua siswa.

“Bisa kita lihat di sini, yang paling banyak waktu untuk mendidik dan beradaptasi terhadap anak ini di rumahnya, sedangkan kami hanya enam jam saja perharinya, itu pun ada hari liburnya,” terang Aslan.

Kepala SMK Keperawatan Topoyo Aslan. (Foto: Ruli)

Apakah pihak sekolah akan beri sanksi atau skorsing kepada siswa bersangkutan atas perbuatannya pada malam operasi itu?

“Sanksi atau skorsing dari kami belum ada, hanya saja kami kembalikan kepada kedua orangtuanya untuk dilakukan pembinaan di rumah,” jawab Aslan.

Ia tambahkan, ini juga sudah kita sosialisasikan sebelumnya kepada siswa-siswa kita bagaimana menjaga nama baik sekolah, keluarga maupun nama baik terhadap dirinya.

Aslan memuji sekolahnya yang punya banyak prestasi, sebut misalnya ranking II saat ujian nasional (UN) tingkat Provinsi Sulbar. Dalam bidang olahraga. “Pada tahun 2018 siswa kami mewakili Sulbar ke tingkat nasional di Jakarta. Empat orang siswa kami yang ikut waktu itu, dan siswa kami meraih juara satu,” aku Aslan.

Selain itu, tambah Aslan, sekolah ini (SMK Keperawatan, red) juga pernah mewakili olahraga tennis meja ikut Porda, dan waktu itu juara umum dari Mateng.

“Prestasi yang pernah ditorehkan sekolah SMK Keperawatan selama ini masih banyak yang belum tahu,” puji Aslan pada sekolah yang dipimpinnya itu.

Aslan berharap dengan adanya kejadian itu bisa kita jadikan sebagai pelajaran, baik lingkungan, pemilik kos-kosan maupun siswa di sekolah lainnya, dan terkhusus anak-anak sekolah kami serta orang tua siswa.

“Hanya saja yang sedikit kami sesalkan, itu tadi, nama sekolah ini ikut terbawa,” tutup Aslan.

RULI SYAMSIL

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini