TRANSTIPO.COM, Mamasa – Pembangunan penyediaan air minum, di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), disorot warga lantaran dinilai mubassir.
Pembangunan sarana air minum, yang bersumber dari
Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun Anggaran 2017 ini dinilai mubassir, pasalnya sejak dibangun pada tahun 2017 lalu tak pernah dinikmati oleh masyarakat.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, bak penyediaan air minum milik Desa Tondok Bakaru itu, hingga saat ini belum juga berfungsi sebagaimana mestinya.
Sehingga, masyarakat di desa itu hanya dapat menggunakan air bersih dari mata air sungai besar dengan slang. Karena bak air minum yang dibangun oleh pemerintah desa tidak berfungsi.
Hal itu, diutarakan salah seorang warga Desa Tondok Bakru yang enggan disebutkan identitasnya kepada laman ini, Jumat 24 Juli 2020.
Ia mengungkapkan, di Desa Tondok Bakaru telah tersedia air minum, namun bukan sumber dari bak yang dibangun pemerintah desa pada 2017 lalu.
“Memang ada air datang di kampung, tapi dari sungai besar bukan dari bak yang dibangun tiga tahun lalu,” ujar Salah seorang warga, siang tadi.
Dikonfirmasi pengelola air minum Desa Tondok Bakaru, Yulianus mengatakan, bak air minum yang telah dibangun pemerintah desa itu, memang tak pernah berfungsi sejak dibangun.
Ia mengatakan, kendalanya hanya karena tidak ada air yang masuk di bak penampungan tersebut, sehingga sampai saat ini tidak pernah sampai di wilayah.
“Kering tidak ada air masuk jadi tidak pernah sampai di kampung,” kata Yulianus ketika dikonfirmasi via telpon.

Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Marthinus mengungkapkan, bak air minum itu pernah berfungsi, namun karena dilalui perbaikan jalan sehingga pipanya diangkat sementara.
“Pernah berfungsi, baru-baruji ini tidak berfungsi karena ada alat berat masuk, jadi pipanya dibuka dulu,” kata Martinus.
Sementara menurut Kepala Desa Tondok Bakaru, Matheus Daniel Dessaratu, bak air minum yang dibangun pada 2017 lalu berfungsi, hanya saja baru-baru ini ada pekerjaan jalan menuju area pertanian sekitar daerah itu.
“Jadi pipanya diangkat karena dilalui alat berat,” terang Kepala Desa Daniel.

Ia menerangkan, bak itu merupakan pembantu dari bak air utama, tetapi karena ada alat berat jadi untuk sementara pipanya dibuka dulu.
“Masih akan masuk alat berat untuk perbaikan jalan, karena kami yang ada di sekitar itu patungan untuk masukkan alat berat perbaikan jalan tani,” terangnya.
Bahkan kata Daniel, bak tersebut masih dinikmati desa tetangga yakni Desa Rambusaratu, karena kata dia bak itu digunakan oleh dua desa.
“Tapi pipa yang menuju Tondok Bakaru diangkat sementara karena ada pelebaran jalan, tapi yang ke daerah lain itu masih berfungsi,” pungkasnya.
WAHYUANDI