Dr. Muhammad Zain: Kurang Mamasa apa saya ini!
TRANSTIPO.com, Mambi – Soal siapa Penjabat Bupati Mamasa pasca tiga periode Ramlan Badawi sejak September 2023, kuasa ‘surat sakti’ ada di Kemendagri melalui suatu beleid tak terjangkau oleh Rakyat Mamasa: evaluasi kinerja penjabat kepala daerah.
Harapan Dr. Yakun F. Solon berdiri di mimbar upacara atau di podium Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Mamasa saat puncak HUT ke-22 Kabupaten Mamasa tahun 2024 ini, tentulah telah dipersiapkan sejak pergantian tahun beberapa bulan lalu — atau mungkinkah hanya sebuah ilusi? Benar tidaknya, hanya Tuhan yang Maha Tahu.
Di luar nalar orang biasa — termasuk penulis dan dari profesi apa pun — Yakub Solon angkat kaki teramat cepat. Ya, lantaran jangkauan kita ke Jakarta teramat jauh: jauh dalam arti bukan jarak tempuh.
Faktanya, pada tengah Januari 2024, seorang ilmuan, pamong senior pula dari Kementerian Agama RI, ditunjuk oleh Kemendagri menggantikan Yakub Solon, meneruskan kepemimpinan formal di Kabupaten Mamasa.
Praktis, Yakub Solon hanya mengendarai DC 1 Mamasa tak lebih tiga bulan sekian pekan semata.
Begitulah..!
Masa transisi pemerintahan di daerah terkadang ada anomali, intrik, juga skenario. Semua nubuatnya tentu baik, baik untuk masyarakat, pula baik pada kekuasaan tak tepermanai.
Dr. Muhammad Zain tak punya impian sejauh begini datang ke Kabupaten Mamasa. Meneruskan langkah dan kebijakan, atau merajut impian yang mengendap.
Zain — yang ilmuan tafsir Agama, paham benar liku qalam pelbagai agama Samawi di Indonesia — telah berpijak di Mamasa kota. Ia memimpin kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Polewali Mamasa (baca: Polewali Mandar).
Ia memimpin Rakyat berpenduduk 164 ribu jiwa. 17 kecamatan. 13 kelurahan dan 168 desa. Wilayahnya cukup luas, 5.003 km persegi. Letaknya di ketinggian dari permukaan laut: 2 ribuan mdpl.
Kabupaten dengan curah hujan yang tinggi. Potensi pariwisata alam dan budayanya cukup memesona. Keunggulan pertanian di sektor perkebunan mencirikan daerah otonomi baru yang telah memiliki Bandar Udara di Kecamatan Sumarorong yang mangkrak setelah hanya beroperasi tak lebih setahun belaka.
Mamas kini telah berumur 22 tahun dan di tangan Doktor Zain, yang baru sebulan sekian minggu di sini, publik menunggu apa yang ia pikirkan, apa yang akan ia kerjakan selama mengelola APBD 2024 yang telah diketuk DPRD Kabupaten Mamasa di hadapan Yakub Solon, Desember 2023 lalu.
Pergantian itu Sunnatullah. Hukum alam semata.
Mamasa harus lebih baik. Frasa ini telah kerap didengungkab Doktor Zain, yang dengan itu kita mengingatkan sebelumnya: Mamasa baik — yang dipopulerkan Yakub F. Solon, sang mantan.
Tulisan pendek ini sekadar sebuah perspektif belaka. Menumbuhkan narasi anak kabupaten yang sedang bergembiraria, atan pun bahkan yang masih bermuram durja.
Ramlan Badawi, Yakub Solon tentu kini memandang dari jauh rumah jabatan yang pernah ditinggalinya, mobil istimewa yang kerap mengantarnya berlalu lalang, proteksi dan kekhususan lainnya sebagai pejabat negara (di daerah), dan tentu fasilitas mewah yang diperolehnya. Semuanya telah berakhir.
Kini, dengan Dr. Zain, HUT ke-22 ini memberi makna lain tentunya dari biasanya.
HUT Mamasa di Senin ini memberi makna “KeTuhanan yang Transenden”. Senin ini, di luar dati hua-hua perayaan hari lahir kabupaten, separuh yang Muslim sudah berpuasa Ramadhan, yang separuhnya lagi akan mulai Puasa esok, Selasa.
Yang Hindu di Indonesia dan di belahan dunia lainnya sedang pula menyambut Nyepi.
Sungguh Maha Besar Karunia Tuhan — Senin ini, dan tentu seterusnya.
Islam menyambut Ramdhan. Hindu merayakan Nyepi. Mamasa bergembira.
Dunia bersuka cita di hari kebesaran agama. Menyemangati untuk terus damai, toleran, dan saling menerima kebedaan dalam berbakti kepada Tuhan, Penguasa Sekalian Alam.
Kembali soal HUT, penutup uraian yang singkat ini.
Ini bayangan yang diucapkan pun tak semerdu dari kata-kata lainnya di HUT Mamasa tahun ini, ketika misalnya para eksponen pejuang, pemimpin pendahulu dari urutan masanya memangku kekuasaan di Mamasa, duduk sejajar di tribun lapangan Senin ini.
Eksponen pejuang yang masih hidup, salah seorang anak HM Said Saggaf, istri mendiang Obednego Depparinding, Ramlan Badawi, Yakub F. Solon.
Terlintas dalam pikiran, mungkin iya. Kenyataannya jauh panggang dari api. Ini balutan memori indah, mewujudkannya perlu waktu, perlu elus dada, juga tentu kelapangan yang berani.
Selamat HUT ke-22 Kabupaten Mamasa. Salama’ ki semua issinna tondokta’. Kurru’ Sumanga’.
Tabe’
SARMAN SAHUDING