TRANSTIPO.com, Mamuju – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasdud) Provinsi Sulawesi Barat menggelar pembukaan Olimpiade Olaraga Siswa Nasional (O2SN) jenjang SMA se-Sulawesi Barat di Hotel Berkah, Jalan Soekarno Hatta Mamuju 31 Juli 2017.
Acara ini dilaksanakan sekitar pukul 20.00 wita, dibuka oleh oleh Sekretaris Diknasbud Sulawesi Barat Suardi Mappeabang, dan dihadiri sekitar 100 orang siswa/siswi beserta ofisial. Olimpiade olahraga ini diselenggarakan hingga 3 Agustus.
Dalam kegiatan tersebut ada lima cabang olahraga yang diperlombakan, yakni Karate, Pancat Silat, Atletik, Renang, dan Bulu Tangkis.
Dalam sambutannnya, Suardi Mappeabang mengatakan, siswa yang ikut O2SN tingkat Sulawesi Barat ini merupakan orang-orang yang sangat beruntung, jika dilihat dari sekian ribu banyaknya anak didik di Sulawesi Barat ini.
“Pada data pendidikan kita, kurang lebih 20.000 peserta didik kita yang ada di SMA/SMK. Yang hadir kali ini kurang lebih 100 orang, artinya hanya sekitar satu persen yang mewakili sekolah di Sulawesi Barat ini. Artinya apa, kalian merupakan pilihan-pilihan terbaik,” puji Suardi Mappeabang.
Lanjut Suardi, bahwa selama ini Sulawesi Barat dalam O2SN tingkat nasional tidak pernah meraih medali medali emas dari berbagai cabang yang dipertandingkan. Olehnya itu, harap Suardi, di ajang seleksi ini akan tumbuh dan muncul juara-juara dan bibit yang bisa membawa medali emas ke depannya.
“Bukan tidak mungkin tidak bisa meraih medali emas. Untuk medapatkan sesuatu yang lebih baik maka lakukanlah persiapan dan latihan untuk hari ini. Kelak di kemudian hari kita akan petik hasilnya. Lakukanlah persiapan yang matap dan terprogram,” ujar Suardi Mappeabang.
“Anak-anakku yang akan berlomba, yakinlah pada diri kalian bahwa ada energi positif yang mendorong semangat kalian dalam rangka memperjuangkan sekolah dan daerahnya. Di tempat ini Anda tunjukkan. Mau atau tidak mau pasti ada keluar juara dari sekian banyak lomba yang diperlomakan di tempat ini, dan kalian akan mewakili Provinsi Sulawesi Barat di tingkat Nasional,” tambah Suardi.
Menurut Suardi Mappeabang, setelah kegiatan tersebut menghasilkan juara-juara terbaik dari cabang olahraga yang diperlombakan, maka siswa/siswi terbaik tersebut diupayakan untuk dikarangtinakan agar prestasinya tidak menurun.
“Diberi suapan gizi yang maksimal, diberikan pelatih dan pelatih itu dibayar bagus. Kalau pelatih itu insentifnya tidak bagus, maka dia juga banyak alasannya dalam memberikan latihan. Ke depan kita akan coba genjot hal-hal seperti itu agar lebih bagus,” tutup Suardi Mappeabang. Advertorial
RISMAN SAPUTRA