Desa Pamoseang dan Indo Banua, ‘Anak Tiri’ Republik Kini Senyum Ceria

561
Manajer PLN Mamasa Kukuh Rian Prasetio bersama stafnya berkendara mobil menuju Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Selasa, 14 Januari 2025. (Foto: Shaleh)

Kades Pamoseang: Terima Kasih PLN dan Mahasiswa Pejuang Kampung Terpencil.

Desa Pamoseang dan Desa Indo Banua diambang merdeka cahaya listrik. Hanya jalan ke desa itu masih licin berlumpur. Sampai kapan?

TRANSTIPO.com, Mambi – Lompat pendek sambil mengayun kaki dengan sepakan keras ke lapangan lawan adalah smsh (smes) paling mematikan oleh pemuda M. Sabir.

Dulu di SMP Negeri Mambi, tempat M. Sabir sekolah pada 1990-an, salah seorang pemain takraw yang disegani adalah remaja asal Salubulung ini.

Salubulung adalah nama sebuah kampung tua di Kelurahan Mambi, seiring waktu setelah masa otonomi daerah, pemekaran kecamatan, desa dan kelurahan pun terjadi.

Salubulung kemudian naik status menjadi Kelurahan Talippuki, pemekaran dari Kelurahan Mambi, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Kades Pamoseang M. Sabir (51 tahun). (Foto: Istimewa)

Wilayah Kelurahan Talippuki kian mengecil setelah kampung Pamoseang dan kampung Indo Banua berdiri sendiri jadi desa.

Sabir tak memiliki kemauan terlampau besar dengan pergi merantau ke kota melanjutkan pendidikan misalnya. Dengan mengantongi ijazah SLTA sudah cukup baginya.

Setelah tamat SMP Negri Mambi, ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Mambi juga. Ia tak tertarik sekolah tinggi-tinggi.

Di masa remaja hingga dewasa, lelaki 51 tahun itu lebih suka menggelandang di pegunungan. Sembari membina olahraga pemuda pemudi di kampungnya, Pamoseang.

Data BPS Mamasa, Dua Desa Tanpa Listrik

Gelandangan pemuda M. Sabir menyimpan bakat kepemimpinan. Kini ia telah memimpin Desa Pamoseang di periode 6 tahun yang kedua.

Tentu masih akan lama menjadi Kepala Desa Pamoseang menyusul pemberlakuan perpanjangan masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun, implementasi revisi UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Jangkauan kades Sabir untuk menerangi rumah-rumah di desanya tak sebanding mengelola potensi pemuda desa jadi pemain andal bola voli dan takraw misalnya.

Sosialisasi Program Listrik Desa Pamoseang dan Indo Banua di Kantor Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Selasa, 14 Januari 2025. (Foto: Shaleh Pamoseang)

Kades Sabir sejatinya tak bisa berbuat apa-apa melihat desanya tanpa listrik dari PLN. Pemkab Mamasa seolah tak abai pada kondisi ini, menahun lamanya.

Terdata bahwa terdapat 70 rumah di Desa Pamoseang berpenerang non-PLN, sesuai data BPS Kabupaten Mamasa 2023. Selebihnya masih gulita di malam hari.

Desa Indo Banua, yang berjarak 2 kilometer dari Pamoseang, menikmati energi lampu non-PLN. Terdapat 115 rumah terang seadanya di malam hari.

Melihat data statistik 2022 yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS Mamasa pada 2023, Desa Pamoseang dan Desa Indo Banua adalah dua dari 13 desa/kelurahan di Kecamatan Mambi tanpa listrik.

Mencermati data ini, Pemkab Mamasa gagal memfasilitasi layanan publik mendasar bagi masyarakat di desa itu.

Beruntung ada seorang pemuda bernama Shaleh Pamoseang. Pemuda ini berasal dari desa itu. Sejak menikah dan telah punya momongan sepasang putra-putri yang masih kecil, ia menetap di Kecamatan Ulu Manda’, Kabupaten Majene.

Pemuda kelahiran 30 tahun itu mengaku tak sulit menjangkau Pamoseang dan Indo Banua. Desa ini berjarak 10 kilometer dengan Desa Popenga, Kecamatan Ulu Manda’, Majene.

Sosialisasi Program Listrik Desa Pamoseang dan Indo Banua di Kantor Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Selasa, 14 Januari 2025. (Foto: Shaleh Pamoseang)

Shaleh punya kebun kopi dan sawah gunung yang ditanami Bara’bak (padi gogoh). Nyaris saban sekali sebulan– kadang pula setiap dua pekan sekali –ia ngegas motornys ke Pamoseang. Anatomi dan geliat kehidupan masyarakat Pamoseang cukup detail baginya.

M. Sabir juga bilang masyarakat desa lebih banyak menggantungkan hasil makanan pokoh beras dari sawah gunung, Bara’bak.

Saat ini tanaman padi di gunung-gunung Pamoseang dan Indo Banua tengah menghijau dengan umur tanam mulai matang. “Padi Bara’bak belum panen dinda,” kata Kades M. Sabir, Selasa kemarin.

Pada pekan pertama Januari ini, Shaleh Pamoseang menghentak publik dengan tulisan pendeknya yang ia siarkan di website miliknya.

Gugatan masyarakat Pamoseang dan Indo Banua diakselerasi dan dipermak sedemikian rupa oleh Shaleh. Berita itu meluas, menjangkau Jakarta, termasuk Dirut PLN Darmawan Prasodjo.

Lalu, menurut Shaleh, punggawa kelistrikan negara itu instruksikan kepada jajarannya di Sulawesi Barat agar listrik di dua desa yang disebut dalam tulisan Shaleh segera menyala, paling lambat awal Maret 2025. Ini pengakuan Shaleh.

Manajer PLN Mamasa Kukuk Rian Prasetio bergerak cepat. Sebanyak 40 kru PLN Mamasa diturunkan ke Pamoseang dan Indo Banua, Kecamatan Mambi.

Pada Selasa, 14 Januari, Kukuh Rian turun meninjau desa itu. Seperti pada gambar, tampak mobil Hilux putih membawa Kukuh Rian dan staf merangsek di jalan berlumpur ke Desa Pamoseang.

Selasa itu juga diadakan pertemuan bersama para pihak di balai desa. Kegiatan ini berbunyi Sosialisasi Program Listrik Desa Pamoseang dan Indo Banua.

Tampak warga desa sumringah. Senang sebentqr lagi listrik (resmi) dari PLN masuk ke desa mereka. Ini hari Kemerdekaan yang baru bagi dua desa pinggiran Indonesia.

Kades Pamoseang M. Sabir layak berterima kasih kepada pihak PLN. Sebuah narasi pendek ia terakan takzim:

“Terima kasih untuk semua anak-anak Pamoseang yang telah berjuang demi kemajuan Pamoseang. Selamat dan sukses selalu.”

Potensi Desa di Jalur Berlumpur

Dullah M, Kades Indo Banua, sudah pakai hp android. Nomor whatsapp-nya diketahui sejumlah orang. Pada Rabu siang, 15 Januari, dikonfirmasi ke WA pak Dullah. Aktif dengan tanda centang dua, namun hingga tulisan ini dibuat beliau tak menjawab sederat panjang pertanyaan untuknya.

Jalan ke Desa Pamoseang dan Indo Banua sangat licin dan berlumpur. Betonisasi jalan baru ada antara Mambi dan Talippuki atau setidaknya baru 4 kilometer lebih. Masih lebih panjang jalan rusak di sana. (Foto: Shaleh)

Kades M. Sabir lebih cekatan. Separuh dari jumlah pertanyaan dijelaskan singkat.

Di laman BPS Mamasa 2023, Desa Indo Banua dihuni 245 jiwa (136 penduduk laki-laki dan 109 perempuan).

Jumlah penduduk Desa Pamoseang: 279 laki-laki dan 258 perempuan. Total penduduk sebanyak 537 jiwa.

Desa Pamoseang tak memiliki aparat tenaga kesehatan kecuali hanya sematq wayang Bidan desa. Indo Banua lebih memiriskan dengan tanpa seorang pun tenaga Bidan desa.

Nasib serupa dialami Desa Saludurian dan Desa Salubanua. Sumber, BPS Mamasa 2023. Dua desa tanpa tenaga tenaga kesehatan adalah kenyataan pahit yang tak boleh dibiarkan terlalu lama.

Pamoseang memiliki 2 bangunan sekolah dasar (SD). 1 bangunan Masjid. Jarak dari Mambi kota ke Pamoseang sejauh 12 kilometer. Dan 14 kilometer ke Indo Banua. Desa inilah yang berbatasan langsung dengan wilayah pemerintahan Kabupaten Majene.

Kades Pamoseang M. Sabir dibantu seorang Sekretaris Desa (Sekdes) bernama Nurul Fausia (22 tahun). Ia lulusan SLTA.

Kades Indo Banua, M. Dullah (sarjana/S1), dibantu seorang Sekdes bernama Muhammad Jamilung (54 tahun), berijazah SLTA.

Pamoseang, Indo Banua tidak lebih jauh dibanding Desa Salubanua. Desa terjauh ini 25 kilometer dari Kelurahan Mambi.

Bagaimana nasibnya desa sepelemparan batu dari ujung Kecamatan Tutar di Kabupaten Polewali Mandar itu?

SARMAN SHD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini