
TRANSTIPO.com, Mamuju – Muhammad Ridwan Alimuddin bukanlah sejarawan tulen. Ia Penulis tentang Mandar, lebih tepatnya Peneliti tentang kemaritiman. Makanya, dari tangannya sudah banyak tersaji tentang pelaut-pelaut Mandar di daerah pesisir, tentang perahu Sandeq, tentang pergulatan hidup nelayan selama mengarungi samudera dengan segala kedahsyatan hamtaman ombak.
Ahmad Asdy, kini lelaki ini telah berumur. Ia bukanlah Penulis sejarah hasil ‘racikan’ perguruan tinggi ilmu sejarah. Ia melakukan kepenulisan sejarah Mandar—dalam pemahaman dan jangkauannya—lantaran kecintaannya pada daerah ini. Sudah banyak buku sejarah daerah hasil karyanya.
Idham Khaliq Body, adalah intelektual muda Islam dari tanah Mandar. Ia seorang pegawai pamong di Kemenag Sulsel. Tapi meski ia saban hari memakai kemeja Korpri, tapi potensinya dalam menulis—dari hasil penelitiannya yang cukup lama dan detail—maka lahirlah sekian banyak buku.
Salah satu karya Idham Khaliq yang paling fenomenal adalah Al Quran yang terjemahannya dalam bahasa Mandar. Dengan karya itu, lelaki Mandar yang kerap turut serta dalam barisan perjuangan pembentukan Sulbar, namanya dikenal di luar Indonesia.
Di jazirah pesisir pantai Mandar ini, masih banyak lagi Penulis yang menulis tentang Mandar dalam pelbagai perspektif. Adi Arwan Alimin adalah pendatang baru—salah satunya—yang mulai produktif menulis.
Di Mamasa, ada juga Penulis produktif. Namanya Arianus Mandadung. Sudah beragam buku hasil karyanya.
Hari ini, 14 persekutuan Adat dan Kerajaan di tanah Mandar—7 Persekutuan Adat di Pitu Ulunna Salu (PUS) dan 7 Kerajaan di Pitu Ba’bana Binanga (PBB)—akan bertemu di Mamuju, malam nanti, 5 Februari 2017.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, yang menginisiasi pertemuan ini adalah Pemprov Sulbar. Nama pertemuan ini disebut Deklarasi Damai Jelang Pilgub Sulbar 15 Februari 2017 disertai Silaturahmi Tokoh Adat dari Pitu Ulunna Salu dan Raja-Raja dari Pitu Ba’bana Binanga di Sulbar.
Pertemuan ini akan dilaksanakan di Ballroom d’Maleo Hotel & Convention Mamuju, malam nanti, Minggu, 5 Februari. Ide ini mulai dipublis ketika Sekprov Sulbar Ismail Zainuddin mengadakan pertemuan di Kantor Gubernur Sulbar pada Rabu, 1 Februari lalu.
Ketika itu, Ismail Zainuddin sampaikan, kegiatan nantinya akan disuguhkan hiburan musik bambu, parade busana pakaian Adat serta makan malam bersama.
Menurut Ismail, selain pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar yang diundang, juga diharapkan hadir adalah bupati se-Sulbar, tokoh-tokoh masyarakat Sulbar, 14 Tokoh Adat dan Raja-Raja di Sulbar, Forum Koordinasi Unsur Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta instansi vertikal dan SKPD Pemprov Sulbar.
SARMAN SHD