
TRANSTIPO.com, Majene – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia kerja sama AJI Kota Mandar sukses menggelar Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) selama dua hari, tanggal 2-3 Februari 2018, dilaksanakan di Wisma Yumari, Kelurahan Labuang Utara, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Hal itu mendapat apresiasi dari Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo. Stanley– sapaan akrab Ketua Dewan Pers ini– mengatakan, di era milenial dan globalisasi ini, jurnalis wajib tingkatkan kompetensi.
“Setiap wartawan Indonesia perlu meningkatkan kompetensi, profesionalisme serta daya saing. Uji kompetensi adalah salah satu cara untuk meningkatkan hal tersebut. Selamat untuk teman-teman AJI Kota Mandar,” kata Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo yang akrab disapa Stanley melalui layanan whatsapp, Kamis, 1 Februari 2018.
Awalnya, peserta UKJ yang mendaftar sebanyak 26 Jurnalis, namun saat UKJ berlangsung hanya diikuti 16 jurnalis lantaran sejumlah peserta batal ikut, salah satu kendalanya ada calon peserta yang sakit.
Peserta UKJ tak hanya berasal dari anggota AJI Kota Mandar, tapi juga diikuti sejumlah anggota AJI Kota yang ada di Sulawesi seperti, AJI Kota Manado, Sulawesi Utara, dan AJI Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Peserta kemudian diuji oleh empat orang penguji serta tiga penguji magang, diantaranya Budisantoso Budiman (LKBN Antara), Uslimin, Thamzil Thahir (Tribun Timur), dan Djufri Rachim. Sementara penguji magang, Yoseph Ikanubun (Liputan6.com), Muannas (Celebes TV) dan Ishak Kurran.
Selama UKJ berlangsung, AJI Kota Mandar dibantu jurnalis kampus dari karakterunsulbar.com sebagai tim administrator.
Ketua AJI Kota Mandar, Muhammad Ridwan Alimuddin mengungkapkan, pelaksanaan UKJ merupakan sejarah bagi AJI Kota Mandar. Sejak berdiri 9 Februari 2010 lalu, AJI Kota Mandar baru kali ini bisa melaksanakan UKJ di Sulbar.
“UKJ ini digelar agar semua anggota AJI Kota Mandar berkompeten sebagai tuntutan jurnalis yanp harus profesional dalam bekerja,” kata Ridwan Alimuddin.

Dalam uji kompetensi, peserta diuji sejumlah materi penting diantaranya, profesionalisme, komunikasi massa, pers nasional, dan media global serta hukum pers. Selain itu juga diuji prinsip jurnalistik, unsur berita, nilai berita jenis berita, bahasa jurnalistik serta perbedaan fakta dan opini.
“Mencari, membuat berita dan semuanya itu harus mengikuti standar sesuai jenjangnnya. Jenjang muda, madya dan utama,” jelas Perwakilan Badan UKJ AJI Indonesia, Budisantoso Budiman.
Kata Budi, menjadi seorang jurnalis harus bekerja profesional. Melalui UKJ yang dilaksanakan, jurnalis diuji kemampuannya dalam kapasitas pengetahuan, keterampilan, taat hukum, mematuhi Kode Etik Jurnalistik (KEJ) serta Kode Perilaku Anggota AJI.
“Jurnalis adalah bagian dari kerja masyarakat sehingga mendapat mandat dari masyarakat untuk menyebarkan berita demi kepentingan publik,” jelas Budi.
Lanjut Budi menyampaikan, pesan dari Ketua AJI Indonesia, Abdul Manan. Ia mengatakan, AJI akan fokus menyukseskan program, diantaranya menjaga independensi, kemerdekaan pers, solidaritas, dan mendorong peningkatan kesejahteraan jurnalis.
“Perjuangan yang mungkin saja tanpa ujung, perjuangan yang akan terus kita perjuangkan,” katanya.
Peserta UKJ menerima sertifikat peserta UKJ dari AJI Indonesia, sementara hasilnya akan dikirim ke Dewan Pers sebagai finalisasi dari hasil ujian yang diikuti belasan jurnalis tersebut.
FRENDY CHRISTIAN